Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

Mencari Bayangmu

                                                             MENCARI BAYANGMU Oleh : Suhastari Yuliana Jalan ini telah kulewati berulang kali Ribuan kilometer jarak yang telah kulalui Bersama panas dan dinginnya hujan Ditemani mendung dan semilir angin Pohon-pohon pinus berdiri kokoh Batangnya berlumut menjulang mencari cahaya Sepanjang bukit wangi aroma bunga kopi Menyesak menyusup merasuk ragaku Duh Gusti…aku lelah Menunggu bertemu dengan sosoknya Dalam   sujud di keheningan malam Kupinta ia padaMu, separuh jiwaku Duh Gusti…aku lelah Bayangmu belum juga kutemukan Kumohon satu hati, tempatku berbagi Dalam hangat pelukannya, tempatku bermanja Beribu   malam senyap telah kulewati Bersama rapalan doa yang kupanjatkan padaMu Tiba waktunya Kau menjawab permintaanku Disisiku ia tersenyum dalam lelap, menggenggam erat tanganku Kaligondang, 03 April 2020

Membacamu

MEMBACAMU Oleh ; Suhastari Yuliana Membacamu … Mengeja satu per satu hurufnya Mencermati bentuk dan melafadzkan menjadi kata Untuk dapat memaknai desah nafasmu Dalam diam detak jantungmu terdengar lirih Membacamu … Tanpa kata, hanya tatapan dan sentuhan pasrah Ada senyum dalam semangat membuncah Ada diam dalam mata yang basah Ada sesak menghimpit karena luka tersayat Membacamu … Sekian lama telah menguras energiku Meski kueja setiap saat,   tak akan pernah tamat Haruskah aku kalah, patah, menyerah Atau berhenti sejenak sekedar untuk rehat Membacamu … Meski lelah merangkai hurufnya menjadi kata Akan selalu kueja hingga rindu menyatukan Kaligondang, 21/02/2020 Tulisan di atas merupakan puisi ke dua yang dikirim untuk antologi tahu bulat. Namun karena pandemi covid 19, sampai saat tulisan ini saya unggah di blog belum terealisasi untuk dicetak. Padahal target launching direncanakan pertengahan bulan Maret, karena mengikuti anjur

Gundul Piyul

Gambar
GUNDUL PIYUL Oleh : Suhastari Yuliana Serasa kemarin rasa sakit ini datang Berjuang dengan peluh demi mengeluarkanmu melihat dunia Mengejan memeras kuat dengan nafas yang tersengal Hingga datang kantuk yang begitu berat, aku lelah Tapi mereka tak mau menyerah…bangun! Tangan-tangan itu menampar wajahku demi terjaga Kuhimpun kekuatan, kutarik nafas panjang kupaksa kau keluar dari tubuhku Raksasa mungil bermata belo kulit bersih tanpa tangisan Pesonamu memikat semua mata untuk menyentuh dan mencium wangi tubuhmu Kuajari kau mengeja kata, menapak bumi dengan senyum dan tawa sumringah Kudekap dalam sayapku kubisikkan dongeng bijak nina bobo Izinkan aku untuk selalu mencintaimu meski kadang sesak yang kuterima Serasa kemarin kau selalu serta bersamaku Serasa kemarin kau selalu merengek mendapatkan inginmu Serasa kemarin aku masih mencium dan mencumbumu Kini kau menjelma menjadi lelaki, dalam lelap penuh mimpi Mengepakkan sayap meninggalkan sar