Gundul Piyul


GUNDUL PIYUL
Oleh : Suhastari Yuliana

Serasa kemarin rasa sakit ini datang
Berjuang dengan peluh demi mengeluarkanmu melihat dunia
Mengejan memeras kuat dengan nafas yang tersengal
Hingga datang kantuk yang begitu berat, aku lelah

Tapi mereka tak mau menyerah…bangun!
Tangan-tangan itu menampar wajahku demi terjaga
Kuhimpun kekuatan, kutarik nafas panjang kupaksa kau keluar dari tubuhku
Raksasa mungil bermata belo kulit bersih tanpa tangisan

Pesonamu memikat semua mata untuk menyentuh dan mencium wangi tubuhmu
Kuajari kau mengeja kata, menapak bumi dengan senyum dan tawa sumringah
Kudekap dalam sayapku kubisikkan dongeng bijak nina bobo
Izinkan aku untuk selalu mencintaimu meski kadang sesak yang kuterima

Serasa kemarin kau selalu serta bersamaku
Serasa kemarin kau selalu merengek mendapatkan inginmu
Serasa kemarin aku masih mencium dan mencumbumu

Kini kau menjelma menjadi lelaki, dalam lelap penuh mimpi
Mengepakkan sayap meninggalkan sarang
Perempuan setengah tua  merana dalam sunyi
Penuh harap, tetaplah menjadi gundul piyul kesayanganku






Kaligondang, 14 Januari 2020






Gundul Piyul adalah salah satu puisi dalam buku Eidetik, kumpulan puisi karya 100 penyair barlingmascakeb yang diterbitkan oleh SIP Publishing Purwokerto. Eidetik bermakna berkenaan dengan kemampuan melihat kembali secara jelas hal-hal yang dialami pada masa lampau, sehingga tema dari eidetik adalah tentang kenangan. Setelah dilaunching, buku ini menuai kontroversi dari pemerhati sastra, berupa kritik bagai bakul tahu bulat, diproses dadakan dalam tempo kurang lebih satu bulan, dengan konstribusi Rp50.000,00 tiap peserta , mendapat fasilitas sertifikat, buku eidetik, snack dan gantungan kunci yang diberikan saat launching, kalau tidak keliru buku ini terjual sekitar 600 eks sangat laris manis untuk sebuah buku puisi. 

Mengapa menjadi kontroversi? Karena saya seorang pemula yang baru belajar merangkai kata, ikut terlibat dalam proyek ini disebut sebagai penyair, bentuk apresiasi dari penerbit. Padahal saya dan teman-teman pemula yang lain, belum pantas untuk disebut sebagai penyair. Luar biasa, saya merasa bangga bisa bergabung dengan penulis senior, meski lebih banyak menyimak diskusi mereka, saya senang karena mendapat pengetahuan baru. Terima kasih untuk para senior serat founder SIP Publishing, Indra Defandra, dkk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3.1.j. Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

2. Meluruskan Niat Menerbitkan Buku

28. Ketika Bukumu ditolak penerbit mayor