26. Menulis di Media Cetak


RESUME BELAJAR MENULIS GELOMBANG 9
Pertemuan Ke-26
Hari/Tanggal               : Rabu, 13 Mei 2020
Waktu                          : Pukul 13.00 s/d 15.00 WIB
Nara Sumber               : Dra. Rahmi Wilandari, M.Pd.
Materi                         : Menulis di Media Cetak
Peresume                    : Suhastari Yuliana, S.Pd.AUD

Materi siang hari ini disampaikan oleh ibu Rahmi Wilandari, beliau mengajar di SMAN 21 Surabaya, mengampu mapel Ekonomi dan Kewirausahaan.
Seperti pada umumnya para penulis punya latar belakang pendidikan Bahasa dan Sastra, sedangkan beliau latar belakang Pendidikan Ekonomi. Awal tertarik untuk menulis berasal dari kejadian sehari-hari yang dialami. Jika pada saat berangkat kerja ada kejadian menarik, setiba di sekolah langsung membuka laptop dan menuliskan kejadian tadi secara garis besarnya.  Setelah sampai di rumah beliau membuka  laptop lagi untuk melanjutkan cerita yang tertunda  siang hari. Beliau mengaku tidak pandai merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat untuk menjadi sebuah paragraf yang enak  dibaca. Namun beliau banyak membaca buku agar tulisannya semakin baik dan enak dibaca.

Ada macam-macam penulis, ada penulis cerpen,  ada penulis novel,  ada penulis cerita bersambung (cerbung), ada juga penulis Ilmiah. Kategori Penulis Fiksi dan non Fiksi. Penulis artikel pun juga ada macamnya, penulis Umum ada Penulis buku teks

Janganlah enggan untuk memulai menulis. Jika  ada waktu luang beliau selalu menghabiskannya untuk membaca di perpustakaan. Selain perpustakaannya nyaman,  tenang untuk membaca dan bisa menginspirasi untuk menulis.

Penulisan KTI atau artikel dibutuhkan wawasan untuk rajin membaca baik buku cetakan atau e book. Untuk penelitian ada penelitian deskriptif, penelitian eksperimen ( penelitian murni)  dan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK).
Guru  bisa melaksanakan PTK dengan  sangat mudah karena permasalahan diambil dari kejadian sehari-hari saat mengajar.  Pertama kali Bu Rahmi mengikuti lomba KTI ( PTK)  pada tahun 2013. Saat penelitian dilaksanakan, beliau tidak mempunyai target untuk menang.  Yah, hitung-hitung mencari pengalaman. Saat itu sedang gencar-gencarnya workshop tentang Penulisan PTK dan Karya Ilmiah. Banyak guru-guru penasaran, bagaimana menulis PTK yang baik dan benar.

Sebuah keberhasilan harus disertai usaha, semangat serta kerja keras. Terkadang kita  mood untuk menulis,  namun penyakit malas kadang kambuh sehingga enggan untuk menulis. Mulailah belajar disiplin diri menulis setiap hari. Insya'allah kalau sudah terbiasa akan mudah,  dan kecanduan untuk selalu menulis dan menulis.

Ciri penelitian diskriptif : peneliti mampu mengidentifikasi mengapa,  apa dan bagaimana fenomena sosial. Banyak sekali gejala sosial yang terkadang kita bisa memprediksinya. Tahun 2017 Bu Rahmi dan muridnya melakukan penelitian tentang layanan non tunai,  dengan tehnik wawancara. Ternyata pelayanan sekarang lebih banyak menggunakan E Money.

Setiap menyusun RPP satu semeter, beliau sudah merencanakan  bab mana yang akan  dibuat PTK,   kira-kira siswa mengalami kesulitan apa,  memakai metode apa, model pembelajarannya bagaimana jadi benar-benar  dipersiapkan sehingga nilai yang dipakai dari penelitian tersebut asli. Hasil Penelitian menggabarkan bagaimana hasil penelitian dari siklus 1- 3 disertai data tabel hasil Penelitian. Cukup jelas dan gamblang meskipun sedikit agak repot untuk mengolah data,  grafik dan tabel.

Pelaksanaan PTK minimal  2 siklus,  3 siklus lebih baik. Di PPT lampirkan apa saja yang diperlukan supaya PTK tidak ditolak. Kalau memakai media pembelajaran  maka PTK ada 3 variabel,  dan harus ada lembar pengamatan penggunaan Media. Penelitian dari siklus 1 ke siklus 2 dan siklus 3  harus ada peningkatan Untuk melengkapi PTK, harus mencari sumber-sumber bacaan sebagai referensi yang tahunnya 10 tahun ke belakang. Jadi kita cari judul dan pengarang yang sama tapi edisi terbaru

Membuat PTK karena niat mau naik pangkat, adalah pandangan yang keliru. Usahakan 1 tahun Pelajaran minimal 1 PTK,  jadi ketika pas naik pangkat aman dan tenang karena sudah siap membuka PTK yang ada.

Antara PTK dan Best Practice tidak sama.  Best Practice adalah pengalamsn terbaik. Untuk lebih jelasnya lihat buku 4 dan buku 5 Pedoman Kenaikan pangkat.

Penulisan abstrak bisa mengguakan bahasa Indonesia dan ada yang menggunakan bahasa Inggris.  Dengan membuat  PTK kita bisa  mendapat Jurnal Ilmiah baik cetak atau online, PTK juga harus diseminarkan,  ada berita acara,  ada undangan dll seperti dalam PPT,  insya'allah nilai 4, dan jangan lupa ada bukti Surat Keterangan Penyerahan PTK ke Petugas Perpustakaan pasti lolos kenaikan pangkatnya.

Menulis artikel bisa dari kejadian, peristiwa atau gejala yang ada disekitar kita sehari-hari. Contoh apa dampak Pandemi Covid -19 terhadap ekonomi masyarakat. Atau dengan adanya Pandemi Covid 19 masalah apa yang dihadapi orangtua peserta didik cukup tulis 500-1000 kata,  ada masalah,  ada bahasan,  ada solusi kirim ke redaksi majalah atau surat kabar, dapat COIN dan POINT. Coin dpt honor,  POINT dpt nilai 2 utk kenaikan pangkat jika majalah/surat kabar Nasional. Kalau surat kabar dan majalah regional / provinsi nilai 1, 5
Penulis Umum itu bisa menulis buku teks pembelajaran,  kalau yang khusus menulis buku ilmiah atau buku Motivator

Semakin sering menulis artikel,  dan semakin sering pula dimuat di Surat kabar Regional atau Nasional,  maka semakin banyak tabungan Publikasi Ilmiah. Semakin cepat naik pangkat,  dengan jujur dan bermartabat. Dan bukan sebagai guru Plagiat.

Perbedaan jurnal, artikel dan PTK. Artikel sedang antara 1500-2000 kata,  artikel berasal dari fenomena atau kejadian disekeliling kita,  ada permasalahan, pembahasan dan kesimpulan tanpa / dengan penelitian. Jurnal adalah ringkasan dari PTK,  yang diringkas menjadi kurang lebih 10-15 halaman,  jika jurnal online kata-kata plagiat dalam jurnal minimal 30% dari keseluruhan kata dalam jurnal.

Kesimpulan :
- Marilah kita membiasakan menulis setiap  hari sedikit demi sedikit lama menjadi buku
- Untuk PTK minimum 2 siklus,  alangkah lebih baik jika 3 siklus
- Untuk merangkai kata kata dalam PTK perlu banyak membaca dan latihan
- PTK menggunakan 2 variabel yakni variabel X dan Y. Apakah perlu memakai metode / model. Kalau metode macamnya ada metode ceramah, diskusi kelompok atau pemberian tugas. Kalau model bisa menggunakan Cooperative Learning, PBL atau PJBL. Cooperative Learning  ada Think Pair Share,  Make a Match dll
- Utk menulis artikel di majalah atau surat kabar,  dengan 500- 1000 kata sudah menjadi artikel, dalam paragraf sudah ada latar belakang, permasalahan dan paragrag berikutnya solusi 6-9 paragraf,  paragraf ke 10 ada kesimpulan.
- Terkadang tiap penerbit punya aturan dan kriteria yg berbeda.
- Menulis selain bisa menjadi hobi atau kebiasaan, juga bisa mendapat COIN dan POINT jika tulisan dimuat di Surat kabar atau majalah. Semakin sering menulis dan dipublikasikan, semakin cepat naik pangkat jujur dan bermartabat. 

Sekian dulu resume belajar menulis hari ini. Jika ada kata-kata atau tulisan yang tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena di sini kita belajar sharing bersama agar bisa menjadi guru yang hebat,  profesional dan berkompeten. Bagi bapak dan ibu guru yang mengikuti workshop ini semoga menjadi penulis hebat. Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

28. Ketika Bukumu ditolak penerbit mayor

Pulang Bu!

25. Berbagi Pengalaman Menjadi Pemenang Inobel