28. Ketika Bukumu ditolak penerbit mayor


RESUME BELAJAR MENULIS GELOMBANG 9
Pertemuan Ke-28
Hari/Tanggal               : Jum’at, 15 Mei 2020
Waktu                          : Pukul 13.00 s/d 15.00 WIB
Nara Sumber               : Wijaya Kusumah
Materi                         : Ketika Bukumu Ditolak Penerbit Mayor
Peresume                    : Suhastari Yuliana, S.Pd.AUD

Selamat siang guru guru hebat Indonesia.
Senang rasanya bisa mengikuti materi siang hari ini, yang disampaikan oleh Omjay founder Belajar Menulis PGRI. Pria tambun yang selalu memakai kopiah, selalu semangat menulis dan memotivasi kita untuk mengikuti jejaknya. Semoga selalu sehat dan diberi kemudahan dalam tugas sehingga banyak menebar manfaat untuk guru-guru di seluruh Indonesia.
Pada siang hari ini, omjay akan berbagi pengalaman tentang kisah nyata omjay ditolak penerbit mayor.
Sedih rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit. Omjay sendiri pernah merasakannya. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus dada).
Namun perlu anda ketahui. Omjay termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah bukunya ditolak para penerbit mayor, ia  tidak putus asa. Ia  akan menerimanya dengan lapang dada dan menerimanya dengan senyuman meskipun terasa pahit.

Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya. Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda. Gembirakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan bukunya.

Ia perbaiki tulisannya, kemudian dibaca kembali. Beberapa teman yang dipercaya , ia minta untuk memberikan masukan. Hasilnya bukunya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca. Sakit hati ini terasa terobati.

Ibarat seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya. Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3 yang ditolak proposal desertasinya. Omjay sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang disusunnya.  Dengan begitu buku yang disusun menjadi layak jual. Coba kalau seandainya naskah bukunya langsung diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Bukunya terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca.

Omjay jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor. Ia perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Omjay pantang menyerah, belajar dari penolakan, pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah Omjay akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.

Saat itu Omjay semakin menggebu-gebu semangatnya. Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas. Justru disitulah keahliannya teruji.

Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. Aha kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah. Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kamu keluar uang satu sen pun. Kamu pun tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu laku keras. Seperti royalty buku yang Omjay terima saat ini.

Alasan penerbit menolak tulisan yang kita  berikan dasarnya karena tulisan kita kurang sesuai dengan standar penerbit, dan biasanya calon penulis baru begitu sangat menggebu gebu dan sangat yakin bukunya akan laku.

Untuk memiliki rasa percaya diri bahwa tulisan kita menarik dan sudah sesuai enak dibaca dibangun melalui proses terus menerus, dan jatuh bangun. Seperti anda belajar sepeda, awalnya agak susah naik sepeda. tapi kalau sudah bisa akan lancar kemana saja.

Untuk menerbitkan buku kumpulan resume yang telah dibuat segera kumpulkan dari pertemuan pertama sampai terakhir, gabung dalam satu file. kemudian lihat buku-buku yang sudah diterbitkan penerbit Andi, kemudian tawarkan ke penerbit Andi Yogya

Bagi penulis pemula mungkin sulit menembus penerbit mayor, maka mereka bisa menerbitkan di penerbit indie,  banyak loh buku yang laris  dari penerbit indie, contohnya buku Omjay bahkan bukunya belum terbit saja sudah banyak yang pesan, caranya banyak belajar ilmu marketing.


Ini contoh buku yang ditolak penerbit mayor. Omjay tidak putus asa dan terus bersemangat untuk memperbaiki isi bukunya. Alhamdulillah akhirnya diterima penerbit mayor. Berkat buku ini, Omjay keliling Indonesia untuk berbagi ilmu PTK.

Fasilitas layout buku di  penerbit indie dengan biaya sendiri, kalau di penerbit mayor kita tinggal terima beres. Bahkan cover dan layoutnya sangat menarik sekali, sehingga banyak orang yang membeli bukunya

Ketika tulisan kita ditolak terus-terusan oleh penerbit karena kurang menarik, maka perbaiki dan terus perbaiki sampai akhirnya buku kita diterima oleh penerbit, jangan pernah putus asa
Tulisan Anda tentang hasil resume, silakan dirajut dalam satu file naskah buku. File yang dikirimkan ke omjay adalah tabungan Anda bahwa tugas sudah dikerjakan dengan baik dan untuk keperluan pengiriman sertifikat bila naskah bukunya sudah jadi.

Sekian dulu resume belajar menulis hari ini. Jika ada kata-kata atau tulisan yang tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat, terima kasih.

Komentar

  1. Semoga apa yg omjay alami memberikan inspirasi buat kawan kawan untuk menulis lebih baik lagi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang Bu!

25. Berbagi Pengalaman Menjadi Pemenang Inobel