22. Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi
Pertemuan
Ke-22
Waktu : Pukul 13.00 s/d 15.00
WIB
Nara
Sumber : Dr. Imron Rosidi
Materi : Motivasi Menulis Buku
dan Berprestasi
Peresume : Suhastari Yuliana, S.Pd.AUD
Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang
ada adalah orang yang tidak mau menulis buku Karena menulis itu mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaan. Bapak ibu semua punya itu, berarti pastilah
bisa menulis.
Mengapa seseorang bisa dengan lancar berbicara. Setiap
bertemu langsung berbicara tanpa berpikir. Tetapi ketika menulis banyak
mengalami kesulitan. Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan,
pikiran, dan perasaan.
Mengapa guru tidak menulis, ada 2 alasan yaitu :
1. Belum menemukan
alasan mengapa harus menulis
2. Tidak
tahu cara menulis
Nah di sini kita perlu mengetahui alasan mengapa harus menulis,
yaitu :
1. Identitas
diri
2. Berbagi
inspirasi
3. Menyurakan
kebenaran
4. Sebarkan
ilmu
5. Terpaksa
(tugas)
6. Popularitas
7. Royalti/uang
Menulis itu hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan
baca
Prinsip menulis :
1. Bacalah.
Maka Anda siap menjadi seorang penulis.
2. Jangan
menulis, sebelum Anda membaca.
3. Harus
terus menulis, jangan takut salah.
4. Menulislah
dengan jelek dan jangan takut salah, sebab orang yang tidak pernah salah
hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa
Menulis adalah sebuah keterampilan, maka harus terus
berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari. Sebagaimana pemain sepak bola, dia
harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin. Vitamin seorang penulis
adalah buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
menulis.
Untuk pendalaman materi ada 3P yaitu Paper, Person dan
Place
1. Paper,
membeli buku-buku yang sesuai dengan yang akan kita tulis
2. Person,
banyak berdiskusi dengan orang-orang yang mengerti dengan apa yang akan kita
tulis
3. Place,
mendatangi tempat yang akan kita tulis.
Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Dengan
terus berlatih, yakinlah akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten
maupun bahasa.
Awal Pak Imron menulis sebenarnya ketika baru masuk menjadi
mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dan mengikuti kegiatan HMP (Himpunan
Mahasiswa Penulis). Banyak menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di majalah
kampus. Sejak menjadi guru 1989, pada tahun 1990 baru ada 1 buku yang terbit.
Itu karena muncul motivasi disebabkan
hinaan salah satu guru. Waktu itu guru tersebut bilang, mana ada guru D3
tulisannya diterbitkan. Alhamdulillah saat itu buku Pak Imron diterbitkan oleh
penerbit YA3 Malang dan mulai saat itulah gairah menulis muncul.
Pengalaman Pak Imron menulis buku, diawali dengan menulis
LKS. Dari LKS ini justru beliau mendapatkan semuanya. Itu karena dulu LKS wajib dimiliki siswa.
Setelah itu beliau menulis buku-buku umum untuk dilombakan
di tingkat nasional. Alhamdulillah 2 kali juara nasional. Selanjutnya menulis
buku pelajaran dan sekarang aktif menulis buku perkuliahan dan umum.
Seorang penulis harus
mau mengorbankan waktu. Selain beliau sekarang menjadi kepala sekolah, juga
mengajar di 2 pondok pesantren dan 1 perguruan tinggi dan masih sempat melatih
pencak silat. Setiap malam dan setiap ada waktu luang, beliau selalu menulis. Harus ada waktu wajib, misal malam hari jam
berapa sampai dengan berapa. Tanpa ada waktu wajib menulis, pasti sulit untuk
menjadi penulis.
Mari bapak ibu guru, bisa mengawali dengan menulis buku
kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut ke buku umum, atau buku-buku motivasi dan buku
pelajaran.
Cara menulis buku nonfiksi
1. Bacalah
beberapa buku untuk menentukan layout buku dan gaya beberapa penulis
2. Buatlah
judul dan kerangka buku
3. Kumpulkan
berbagai literatur yang mendukung
4. lakukan
pendalaman materi
5. Mulailah
menulis dari bab yang sudah dikuasai
6. Apabila
terjadi kemandekan, lakukan lagi pendalaman materi
7. Menulislah
dengan tidak takut salah
8. Setelah
selesai, lakukan editing dari segi bahasa dan tanda baca
9. Terbitkan!
Paragraf adalah gabungan kalimat yang koheren atau padu.
Ada 3 cara menyusun paragraf agar padu,
1. Mengulang
kata yang sebelumnya disebutkan,
2. Mengganti
dengan kata lain yang sama maknanya,
3. Memberi
konjungsi antarkalimat.
Paragraf terdiri
atas 3 s.d. 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat penjelas. Paragraf
bisa dimulai dari kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu dijelaskan dan masih
bersifat umum. Misal Pandemi Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat
selanjutnya adalah penjelas dari kalimat tersebut. Jadi berakhir apabila
dianggap penjelasnya sudah cukup, usahakan maksimal 5 kalimat.
Apabila tulisan sudah selesai, bapak ibu bisa menerbitkan buku ke penerbit mayor, penerbit indie, atau jual
putus. Berikut penjelasan keunggulan dan kelemahan masing-masing penerbit.
Keunggulan dari masing-masing penerbit
No.
|
Penerbit Mayor
|
Penerbit indie
|
Jual Putus
|
1
|
Distribusiyang
luas
|
Fleksibel
|
Cepat
mendapatkan uang
|
2
|
Hampir
tanpa modal
|
Margin
profit yang lebih tinggi
|
Tidak
berkurang meskipun buku kurang laku terjual
|
3
|
Praktis
|
Pasti
terbit
|
Praktis
|
Kelemahan dari masing-masing penerbit
No.
|
Penerbit Mayor
|
Penerbit indie
|
Jual Putus
|
1
|
Kurang
fleksibel
|
Distribusi
yang lebih sulit
|
Pendapatan
sesuai dengan kesepakatan
|
2
|
Margin
profit yang lebih kecil (royalti: 10%)
|
Perlu
modal besar
|
Hak
cetak ditangan penerbit
|
3
|
Banyak
hal yang harus dikerjakan
|
Pendapatan
tdk bertambah meskipun dicetak berulang-ulang
|
Kelengkapan penerbitan naskah :
1. Pengantar
penulis
2. Daftar
isi
3. Endorsement
4. Sinopsis
5. Biodata
Sekarang, bila sudah menulis dan telah selesai menjadi
naskah, silakan mau diterbitkan lewat mana? Bapak dan ibu bisa menentukan
penerbit yang cocok dengan melihat keunggulan dan kelemahan dari masing-masing
penerbit.
Terimakasih,
semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar