22. Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi


RESUME BELAJAR MENULIS GELOMBANG 9
Pertemuan Ke-22
Hari/Tanggal             : Kamis, 07 Mei 2020
Waktu                         : Pukul 13.00 s/d 15.00 WIB
Nara Sumber            : Dr. Imron Rosidi
Materi                         : Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi
Peresume                  : Suhastari Yuliana, S.Pd.AUD

Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku Karena menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Bapak ibu semua punya itu, berarti pastilah bisa menulis.

Mengapa seseorang bisa dengan lancar berbicara. Setiap bertemu langsung berbicara tanpa berpikir. Tetapi ketika menulis banyak mengalami kesulitan. Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.

Mengapa guru tidak menulis, ada 2 alasan yaitu :
1.    Belum menemukan alasan mengapa harus menulis
2.    Tidak tahu cara menulis

Nah di sini kita perlu mengetahui alasan mengapa harus menulis, yaitu :
1.    Identitas diri
2.    Berbagi inspirasi
3.    Menyurakan kebenaran
4.    Sebarkan ilmu
5.    Terpaksa (tugas)
6.    Popularitas
7.    Royalti/uang

Menulis itu hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca

Prinsip menulis :
1.    Bacalah. Maka Anda siap menjadi seorang penulis.
2.    Jangan menulis, sebelum Anda membaca.
3.    Harus terus menulis, jangan takut salah.
4.    Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah, sebab orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa
Menulis adalah sebuah keterampilan, maka harus terus berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari. Sebagaimana pemain sepak bola, dia harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin. Vitamin seorang penulis adalah buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis.

Untuk pendalaman materi ada 3P yaitu Paper, Person dan Place
1.    Paper, membeli buku-buku yang sesuai dengan yang akan kita tulis
2.    Person, banyak berdiskusi dengan orang-orang yang mengerti dengan apa yang akan kita tulis
3.    Place, mendatangi tempat yang akan kita tulis.

Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Dengan terus berlatih, yakinlah akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten maupun bahasa.
Awal Pak Imron menulis sebenarnya ketika baru masuk menjadi mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dan mengikuti kegiatan HMP (Himpunan Mahasiswa Penulis). Banyak menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di majalah kampus. Sejak menjadi guru 1989, pada tahun 1990 baru ada 1 buku yang terbit. Itu karena muncul motivasi  disebabkan hinaan salah satu guru. Waktu itu guru tersebut bilang, mana ada guru D3 tulisannya diterbitkan. Alhamdulillah saat itu buku Pak Imron diterbitkan oleh penerbit YA3 Malang dan mulai saat itulah gairah menulis muncul.

Pengalaman Pak Imron menulis buku, diawali dengan menulis LKS. Dari LKS ini justru beliau mendapatkan semuanya. Itu  karena dulu LKS wajib dimiliki siswa.
Setelah itu beliau menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Alhamdulillah 2 kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekarang aktif menulis buku perkuliahan dan umum.

Seorang penulis  harus mau mengorbankan waktu. Selain beliau sekarang menjadi kepala sekolah, juga mengajar di 2 pondok pesantren dan 1 perguruan tinggi dan masih sempat melatih pencak silat. Setiap malam dan setiap ada waktu luang, beliau selalu menulis.  Harus ada waktu wajib, misal malam hari jam berapa sampai dengan berapa. Tanpa ada waktu wajib menulis, pasti sulit untuk menjadi penulis.

Mari bapak ibu guru, bisa mengawali dengan menulis buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut  ke buku umum, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran.

Cara menulis buku nonfiksi
1.    Bacalah beberapa buku untuk menentukan layout buku dan gaya beberapa penulis
2.    Buatlah judul dan kerangka buku
3.    Kumpulkan berbagai literatur yang mendukung
4.    lakukan pendalaman materi
5.    Mulailah menulis dari bab yang sudah dikuasai
6.    Apabila terjadi kemandekan, lakukan lagi pendalaman materi
7.    Menulislah dengan tidak takut salah
8.    Setelah selesai, lakukan editing dari segi bahasa dan tanda baca
9.    Terbitkan!

Paragraf adalah gabungan kalimat yang koheren atau padu. Ada 3 cara menyusun paragraf agar padu,
1.    Mengulang kata yang sebelumnya disebutkan,
2.    Mengganti dengan kata lain yang sama maknanya,
3.    Memberi konjungsi antarkalimat.
Paragraf  terdiri atas 3 s.d. 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat penjelas. Paragraf bisa dimulai dari kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dari kalimat tersebut. Jadi berakhir apabila dianggap penjelasnya sudah cukup, usahakan maksimal 5 kalimat.

Apabila tulisan sudah selesai, bapak ibu bisa  menerbitkan buku  ke penerbit mayor, penerbit indie, atau jual putus. Berikut penjelasan keunggulan dan kelemahan masing-masing penerbit.

Keunggulan dari masing-masing penerbit
No.
Penerbit Mayor
Penerbit indie
Jual Putus
1
Distribusiyang luas

Fleksibel
Cepat mendapatkan uang
2
Hampir tanpa modal
Margin profit yang lebih tinggi
Tidak berkurang meskipun buku kurang laku terjual
3
Praktis
Pasti terbit
Praktis

Kelemahan dari masing-masing penerbit
No.
Penerbit Mayor
Penerbit indie
Jual Putus
1
Kurang fleksibel

Distribusi yang lebih sulit

Pendapatan sesuai dengan kesepakatan

2
Margin profit yang lebih kecil (royalti: 10%)

Perlu modal besar

Hak cetak ditangan penerbit

3

Banyak hal yang harus dikerjakan

Pendapatan tdk bertambah meskipun dicetak berulang-ulang


Kelengkapan penerbitan naskah :
1.    Pengantar penulis
2.    Daftar isi
3.    Endorsement
4.    Sinopsis
5.    Biodata

Sekarang, bila sudah menulis dan telah selesai menjadi naskah, silakan mau diterbitkan lewat mana? Bapak dan ibu bisa menentukan penerbit yang cocok dengan melihat keunggulan dan kelemahan dari masing-masing penerbit.

Terimakasih, semoga bermanfaat.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

28. Ketika Bukumu ditolak penerbit mayor

Pulang Bu!

25. Berbagi Pengalaman Menjadi Pemenang Inobel